KAJIAN TEKS KURIKULUM FISIKA
PERTEMUAN KE 6 (16 MEI 2012)
KOMPONEN KURIKULUM (2)
-Dra. Nurulwati, M.Pd
-Siraj, S.Pd., M.Pd
Kurikulum
sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen-komponen yang saling
berkaitan antara satu dan lainnya, yaitu:
- Tujuan
- Materi
- Metode
- Organisasi
- Evaluasi
Metode
Metode
adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian terlaksananya
kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu. Dewasa ini,
keaktifan siswa belajar mendapat tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan
guru yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa. Karena itu, istilah yang lebih menekankan pada
kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan siswa.
Metode atau
strategi pembelajaran menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena
memuat tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dan guru. Karena itu,
penyusunannya hendaknya berdasarkan analisa tugas yang mengacu pada tujuan
kurikulum dan berdasarkan perilaku awal siswa. Dalam hubungan ini, ada tiga alternatif pendekatan yang dapat
digunakan, yakni:
- Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran, dimana materi pembelajaran
terutama bersumber dari mata pelajaran. Penyampaiannya dilakukan melalui
komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai penyampai pesan atau
komunikator, siswa sebagai penerima pesan. Bahan pelajaran adalah pesan itu
sendiri. Dalam rangkaian komunikasi tersebut dapat digunakan berbagai metode
mengajar.
- Pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan, minat dan kemampuan siswa. Dalam pendekatan ini lebih banyak
digunakan metode dalam rangka individualisasi pembelajaran. Seperti belajar
mandiri, belajar modular, paket belajar dan sebagainya.
- Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat. Pendekatan ini
bertujuan mengintegrasikan sekolah dan masyarakat dan untuk memperbaiki
kehidupan masyarakat. Prosedur yang ditempuh ialah dengan mengundang masyarakat
ke sekolah atau siswa berkunjung ke masyarakat. Metode yang digunakan terdiri
dari: karya wisata, nara sumber, kerja pengalaman, survei, proyek
pengabdian/pelayanan masyarakat, berkemah dan unit.
Organisasi Kurikulum
Organisai
kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki
ciri-cirinya sendiri.
1.
Mata Pelajaran Terpisah-pisah (Isolated
Subjects).
Kurikulum
terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-pisah, seperti: Sejarah, Ilmu
Pasti, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Tiap mata pelajaran disampaikan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya dengan mata ajaran lainnya. Masing-masing
diberikan pada waktu tertentu, dan tidak dipertimbangkan minat, kebutuhan dan
kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.
2.
Mata Ajaran-Mata Ajaran Berkorelasi (Correlated).
Korelasi
diadakan sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai aikbat
pemisahan mata ajaran. Prosedur ynag ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok
yang saling berkorelasi guna memudahkan siswa memahami pelajaran tersebut.
Contohnya, dalam pengajaran biologi dan fisika, masing-masing diberikan dalam
waktu yang berbeda, tetapi isi/materi dihubungkan dengan hal yang sama, atau
dengan pusat minat. Cara lain, ialah
pada waktu guru biologi dengan topik tertentu, dia korelasikan dengan masalah
tertentu dalam mata ajaran fisika.
3.
Bidang Studi (Broadfield).
Beberapa
mata ajaran yang sejenis dan memiliki ciri-ciri yang sama
dikorelasikan/difungsikan dalam satu bidang pengajaran, misalnya bidang studi
bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercaka-cakap dan sebagainya.
Demikian juga dengan bidang studi lainnya, seperti IPS, IPA, Matematika dan lainnya.Salah satu mata ajaran
dapat dijadikan core subject
sedangkan mata ajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
4.
Program yang berpusat pada Anak (Childecentered
Program).
Program ini
adalah orientasi baru dimana kurikulum dititik-beratkan pada kegiatan-kegiatan
peserta didik, bukan pada mata ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi
kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak, misalnya: ekskursi, cerita.
Dengan cara memperkaya dan memperluas macam-macam kegiatan, peserta didik dapat
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Cara lain untuk melaksanakan kurikulum
ini, ialah pengajaran dimulai dari kelompok siswa yang belajar, kemudian guru
bersama siswa tersebut menyususn program bagi mereka. Para siswa akan
memperoleh pengalaman melalui program ini.
5.
Core Program
Core artinya inti atau pusat. Core program adalah suatu
program inti berupa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu
mata ajaran tertentu, misalnya bidang studi IPS. Beberapa mata ajaran lainnya
diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalah
tersebut tidak diberikan secara terpisah. Biasanya dalam program itu telah
disarankan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh oleh siswa dalam garis
besarnya. Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang disarankan itu, guru dan siswa
memilih, merencanakan dan mengembangkan suatu unit kerja yang sesuai dengan
minat, kebutuhan dan kemampuan siswa.
6.
Electic Program
Electic program
adalah suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang
berpusat pada mata ajaran dan yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah
memilih unsur-unsur yang dianggap baik yang terdapat pada kedua jenis
organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur itu diintegrasikan menjadi suatu
program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan dan kematangan peserta
didik. Ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran ditentukan sebelumnya, dan
kemudian perinciannya dikerjakan oleh guru dan siswa. Sebagian waktu digunakan
untuk pengajaran langsung, misalnya pengajaran ketrampilan, dan sebagian waktu
lainnya disediakan untuk unit kerja. Program ini juga menyediakan kesempatan
untuk kerja kreatif, mengembangkan apresiasi dan pemahaman. Pembagian waktu
disesuaikan dengan kegiatan untuk mencapai kurikulum ini bersifat luwes.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh
informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
siswa. Berdasarkan informasi ini dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu
sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Aspek-aspek
yang perlu diniali bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai,
baik tujuan kurikulum, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa. Setiap
aspek yang dinilai berpangkal pada kemampuan-kemampuan apa yang hendak
dikembangkan, sedangkan tiap kemampuan itu mengandung unsur-unsur pengetahuan,
ketrampilan dan sikap serta nilai. Penetapan aspek yang dinilai mengacu pada kriteria
keberhasilan yang telah ditentukan dalam kurikulum tersebut.
Jenis
penilaian yang dilaksanakan bergantung
pada tujuan diselenggarakannya penilaian tersebut. Misalnya, penilaian formatif dimaksudkan untuk mengetahu kemajuan siswa
dan dalam upaya melakukan perbaikan apa yang dibutuhkan. Berbeda dengan
penilaian sumatif yang bermaksud menilai
kemajuan siswa setelah satu semester atau dalam periode tertentu, untuk
mengetahui perkembangan siswa secara menyeluruh.
Ada beberapa
persyaratan yang hatus dipenuhi oleh suatu instrumen penilaian, ialah
validitas, reliabelitas, objektivitas, kepraktisan, dan pembedaan. Di
samping itu perlu diperhatikan bahwa penilaian harus objektif, dilakukan berdasarkan
tanggung jawab kelompok guru, rencana yang rinci dan terkait dengan pelaksanaan
kurikulum, sesuai dengan tujuan dan materi kurikulum, menggunakan alat ukur
yang handal dan mudah dilaksanakan serta memberikan hasil yang akurat.
Berikan komentar tentang 3 (tiga) komponen kurikulum di atas.
Anda diangap hadir, jika meninggalkan komentar pada bahan bacaan di atas.Terima kasih.