Rabu, 12 Desember 2012

FISIKA DASAR (ALAT OPTIK)/AKAFARMA (Part 10, 12-12-2012)

FISIKA DASAR (ALAT OPTIK)/AKAFARMA (Part 10, 12-12-2012)

FISIKA DASAR ALAT OPTIK
Pertemuan ke 10
Ruang 1A, 1B & 1C
Rabu, 12-12-2012
Siraj, S.Pd., M.Pd
  
1.      Mata
a.       Bagian-bagian mata
            Mata merupakan indra penglihatan yang sangat penting bagi manusia. Allah SWT menciptakan mata bagi manusia sehingga manusia bisa melihat. Manusia memiliki sepasang mata berbentuk seperti bola dan terletak di dalam rongga mata. Mata merupakan alat optik yang memanfaatkan prinsip pemantulan. Bagian depan mata memiliki lengkungan yang lebih tajam dan dilapisi oleh selaput bening, yang disebut kornea. Di belakang kornea terdapat cairan (aqueous humor) yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebih ke dalam lagi terdapat lensa yang terbuat dari bahan bening, berserat dan kenyal, lensa ini disebut lensa kristalin atau lensa mata. Lensa mata berfungsi untuk mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa.

    
                              Bagian-Bagian Mata 

Di depan lensa mata terdapat selaput yang membentuk suatu celah lingkaran yang disebut iris dan berfungsi memberi warna pada mata. Celah lingkaran yang dibentuk oleh iris disebut pupil, lebar pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan belakang mata, yang disebut selaput jala atau retina. Retina berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa mata.

b.      Daya akomodasi mata
Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan pengalihatan, yaitu diantara titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh (punctum remotum). Supaya bayangan dilihat jelas oleh mata, bayangan harus jatuh tepat di retina. Jarak antara lensa mata dan retina atau jarak bayangan () selalu tetap. Jarak benda (s)  yang dilihat oleh mata dapat berubah-ubah diantara titik dekat mata dan titik jauh mata (dalam jangkauan penglihatan).
 
Jangkauan Penglihatan titik dekat mata (punctum proximum) dan titik jauh (punctum remotum)

Daya akomodasi mata adalah daya untuk membuat lensa mata lebih cembung atau lebih pipih sesuai dengan jarak benda yang dilihat mata agar bayangan jatuh tepat di retina. Akomodasi maksimum terjadi apabila bayangan terletak di titik dekat mata. Dengan demikian s’ = - sn dengan sn adalah jarak titik dekat mata pengamat. Sedangkan mata tak berakomodasi dengan menempatkan benda di titik fokus lensa sehingga sinar-sinar yang mengenai mata adalah sejajar.

c.       Cacat mata dan cara memperbaikinya
            Mata normal (emetropi) dapat melihat dengan jelas benda-benda pada jarak paling dekat 25 cm di depannya dengan mata berakomodasi maksimum dan dapat melihat benda yang sangat jauh di depannya (pada jarak tak tehingga) dengan mata tidak berakomodasi. Mata yang jangkauan penglihatannya tidak terletak diantara 25 cm dan titik jauh () disebut cacat mata (aberasi). Cacat mata dapat diatasi dengan memakai kaca mata, lensa kontak, atau melalui operasi.
1)      Rabun jauh (miopi)
Penderita rabun jauh dapat melihat benda-benda yang dekat, tetapi tidak dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas. Supaya dapat melihat benda jauh dengan jelas, diperlukan lensa yang menyebarkan cahaya sebelum cahaya masuk ke mata, sehingga berkas cahaya sejajar difokuskan tepat di retina.
2)      Rabun dekat (hipermetropi)
Penderita rabun dekat dapat melihat benda-benda yang jauh, tetapi tidak dapat melihat benda-benda yang dekat dengan jelas. Agar bisa melihat benda dekat dengan jelas diperlukan lensa yang menguncupkan berkas cahaya dari benda dekat difokuskan tepat diretina. Jenis lensa yang menguncupkan cahaya adalah lensa cembung atau lensa positif.
3)      Mata tua (presbiopi)
Mata tua (presbiopi) adalah cacat mata akibat berkurangnya daya akomodasi mata pada usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomodasi mata, letak titik dekat (PP) maupun titik jauh (PR) mata presbiopi telah bergeser. Titik dekat presbiopi lebih besar dari 25 cm titik jauh presbiopi sama dengan jarak tertentu (misalnya 100). Cacat mata ini dapat ditolong dengan kacamata rangkap (bifokal) yaitu lensa negatif dan lensa positif sekaligus. Lensa negatif dipasang pada bagian atas dari kacamatanya. Tujuannya agar penderita dapat melihat benda yang jauh dengan jelas. Sementara itu lensa positif dipasang pada bagian bawah dari kacamatanya, tujuannya agar penderita dapat melihat benda yang dekat dengan jelas.

2.      Kamera
            Bagian utama kamera adalah sebuah kotak kedap cahaya. Pada bagian depan terdapat sistem lensa dan pada bagian belakang terdapat sebuah film peka yang berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa kamera.

 
  Bagian-Bagian Kamera   
Fungsi lensa cembung dalam sebuah kamera adalah untuk menghasilkan suatu bayangan nyata pada film. Jarak diantara lensa dan film disesuaikan dengan mengatur jarak fokus supaya menghasilkan bayangan yang tajam pada film. Apabila mengambil gambar foto suatu benda pada jarak yang jauh, maka jarak lensa dari film adalah minimum, yaitu f, panjang fokus lensa. Sebaliknya semakin dekat benda itu dengan kamera kedudukan lensa dengan film semakin dijauhkan untuk memperoleh bayangan yang tajam pada film.

3.      Lup dan Mikroskop
a.   Lup
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas.

b.   Mikroskop
             Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda berukuran renik (sangat kecil). Mikroskop yang paling sederhana terdiri dari dua lensa positif. Lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler. Panjang lensa okuler lebih besar daripada panjang fokus lensa objektif.


Mikroskop dan Bagian-bagiannya
   
            Benda yang diamati yang diletakkan di depan lensa objektif akan membentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan ini dipandang sebagai benda oleh lensa okuler. Dengan demikian lensa okuler yang berfungsi seperti lup akan menghasilkan bayangan yang bersifat maya, diperbesar dan terbalik terhadap arah benda semula.

4.      Teropong
            Teropong adalah alat untuk mengamati benda-benda di darat atau di angkasa yang letaknya jauh. Dengan menggunakan teropong, benda tersebut tampak lebih dekat dan jelas. Teropong terdiri atas dua jenis, yakni teropong bintang dan teropong bumi.

PROFESI PENDIDIKAN/ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN (PART 10)



ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM PROFESI KEGURUAN
PERTEMUAN KE 10
PBSI 
Dr. Djailani, M.Pd 
Siraj, S.Pd., M.Pd

Setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti sekolah sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, sehingga makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.


Formen dan Ryan (Daryanto, 2010:10) berpendapat bahwa “Antara administrasi dan manajemen tidak memiliki perbedaan yang berarti, sehingga istilah tersebut dapat saja disejajarkan penggunaannya”.
Administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.
Manajemen pendidikan didefenisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien dan mandiri.

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

            Kehadiran manajemen dalam organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efesien. Fungsi manajemen dapat ditelaah dari aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan para manajer. Dalam manajemen pendidikan terdapat fungsi-fungsi manajemen yang saling berkaitan.
            Menurut Syafaruddin dan Nasution (2005:71) ada 4 (empat) fungsi manajemen yaitu: “(a) Perencanaan (planning); (b) pengorganisasian (organizing); (c) kepememimpinan (leadership); dan (d) pengawasan (controlling)”. Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat dijelaskan tentang fungsi dari manajemen pendidikan adalah sebagai berikut:

Perencanaan (planning) merupakan tindakan awal dalam proses manajemen. Menurut Usman (2009:65) “Perencanaan adalah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan ditetapkan”. Pendapat senada dikemukakan oleh Robbins (Syafaruddin dan Nasution, 2005:71) yaitu: “Perencanaan adalah  proses menetukan tujuan dan menetapkan cara terbaik untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan kutipan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pada hakikatnya merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah pilihan mengenani sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang diharapkan.

  1. Usman (2009:65) mengemukakan tentang tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
  2. Standar pengawasan, yakni mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaan;
  3. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan;
  4. Mengetahui siapa saja yang terlibat baik kualifikasi maupun kuantitasnya;
  5. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan;
  6. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan penghematan;
  7. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan;
  8. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub-kegiatan;
  9. Mendetekdi hambatan kesulitan yang bakal ditemui;
  10. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.



    Berdasarkan kutipan di atas, maka unsur-unsur yang terkandung dalam perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses, hasil yang ingin dicapai, dan menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

Pengorganisasian (organizing) merupakan tempat berkumpulnya sejumlah orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Winardi (Syafaruddin dan Nasution, 2005:72) “Pengorganisasian (organizing) adalah proses dimana pekerjaan yang ada dibagi dalam komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas mengkoordinasi hasil-hasil yang akan dicapai sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai”.

        Handoko (Usman, 2009:146) mengemukakan tentang pengorganisasian adalah sebagai berikut:
Penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi; Proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan;

Penugasan tanggung jawab tertentu;
Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Proses pengorganisasian adalah kegiatan menempatkan seseorang dalam struktur organisasi sehingga memiliki tanggung jawab, tugas dan kegiatan yang berkaitan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama melalui perencanaan.

Kepemimpinan (leadership) merupakan salah satu faktor keberhasilan seorang manajer dalam mengelola oraganisasi. Keterampilan memimpin mencakup keterampilan konseptual (pengetahuan), keterampilan teknikal, dan keterampilan interpersonal (komunikasi). Mondy dan Premeaux (Syafaruddin dan Nasution, 2005:73) mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan pemimpin untuk mereka lakukan”. Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain atau hubungan antar manusia.

Pengawasan (controlling) merupakan tindakan terakhir yang dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Menurut Winardi (Syafaruddin dan Nasution, 2005:74) “Fungsi pengawasan mencakup semua aktivitas yang dilaksanakan oleh manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Dengan pengawasan, diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai.


Kamis, 06 Desember 2012

PROFESI PENDIDIKAN/PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANYA (Part 9)


PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING  DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM PELAKSANAANYA
PROFESI PENDIDIKAN
PERTEMUAN KE 9
PBSI
Dr. Djailani, M.Pd
Siraj, S.Pd., M.Pd




Prinsip-prinsip bimbingan harus diterjemahkan ke dalam program-program sebagai pedoman pelaksanaan di sekolah. Di dalam menerjemahkan prinsip ke dalam program peranan guru sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam membuat program tersebut, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersususnnya program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.
            Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif bilamana dimulai dari adanya program yang disusun dengan baik. Program bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling. Winkel dalam Soetjipto dan Kosasi (2009: 91) menjelaskan bahwa program bimbingan merupakan suatu rangakaian kegiatan terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Program yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu:
  1. Faktor pelaksana atau orang yang akan memberikan bimbingan.
  2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan.
            Program bimbingan memberikan arah yang jelas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, adalah sebagai berikut:
  1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
  2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak.
  3. Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
  4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
             
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap siswa-siswanya. Dengan demikian, bimbingan itu sebenarnya menyangkut semua usaha pendidikan yang dilakukan oleh guru, baik di dalam maupun di luar sekolah.
            Prinsip dalam membangun program bimbingan dan konseling adalah mengharapkan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur. ntuk menumbuhkembangkan pelayanan BK di sekolah, ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
1.      Sasaran layanan:
1.      Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial;
2.      Memerhatikan tahapan perkembangan;
3.      Memerhatikan adanya perbedaan individu dalam layanan.

2.      Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:
  1. Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar;
  2. Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
3.      Program pelayanan bimbingan dan konseling
  1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehhingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik;
  2. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan;
  3. Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu;
  4. Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil layanan.
4.      Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
  1. Pelayanan diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri;
  2. Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri sendiri;
  3. Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu;
  4. Perlu ada kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu; dan
  5. Proses layanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
Pelayanan bimbingan di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling menfasilitasi pengembangan peserta didik , secara individual dan atau kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

            Beberapa hal yang harus diketahui oleh konselor sekolah berkenaan dengan penyelenggaraan BK di sekolah di antaranya:
  1. Kegiatan pelayanan konseling dapat dilaksanakan di dalam atau di luar jam pembelajaran sekolah/ madrasah. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran maksimum 50%.
  2. Pelayanan konseling dilaksanakan dalam empat bidang, bidang pelayanan konseling:
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistic.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/ madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
            Soetjipto dan Kosasi (2009: 107-111) menyatakan bahwa peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua: (1) tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas dan (2) di luar kelas.

1.      Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas
            Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan ini dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar.

2.      Tugas Guru dalam Opersional Bimbingan di Luar Kelas
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan di luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:
a.      Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching).
b.     Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
c.      Melakukan kunjungan rumah (home visit).
d.     Menyelenggarakan kelompok belajar, yang bermanfaat untuk:
1.  Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.
2. Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara kelompok.
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan, terutema dalam hal pelajaran secara bersama-sama.
4.     Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggungdi dalam masyarakat yang lebih luas.
5.      Memupuk rasa kegotongroyongan.

            Beberapa contoh kegiatan tersebut memberikan bukti bahwa tugas guru dalam kegiatan bimbingan sangat penting. Kegiatan bimbingan tidak semata-mata tugas konselor saja. Tanpa peran serta guru, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tidak dapat terwujud secara optimal.

 
Unsyiah - IAIN - Kompas