Selasa, 12 November 2013

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA)

 
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR 
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
Siraj, S.Pd., M.Pd

Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan untuk menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang diberikan guru. Belajar akan berjalan baik apabila disertai dengan tujuan yang jelas. Karena itu seseorang dikatakan belajar apabila ia mengalami suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini dapat diamati dan berlaku dalam waktu yang relatif lama. Menurut Slameto (2003:2), “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Secara formal, pembelajaran berlangsung karena adanya komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa. Belajar berlangsung sebagai aktivitas siswa dan mengajar lebih dikhususkan pada aktivitas guru. Belajar merupakan proses seseorang untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Setelah terjadinya proses belajar diharapkan adanya perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar. Dalam hal ini Sudjana (2005:5) mengemukakan bahwa: belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
    Mengajar bukan hanya berarti mentransfer ilmu kepada siswa, melainkan membantu siswa mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya. Menurut Suwarno (2006:157), “tugas pendidik adalah merancang kesempatan belajar yang mampu menghadapkan peserta didik pada berbagai persoalan yang menuntut mereka mengidentifikasi dan memanipulasi variabel-variabel kritis agar dapat mencapai hasil yang diharapkan”. Belajar dan mengajar merupakan dua faktor yang sangat mendukung terwujudnya kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus terjadi dari kedua belah pihak dan sangat didukung dengan adanya hubungan timbal balik antara keduanya.

Prestasi Belajar
Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Belajar juga dapat diperoleh melalui pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Gagne (dalam Hasibuan, 2006:5), mengemukakan, ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu:
(1)    Ketrampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik).
(2)    Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
(3)    Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
(4)    Ketrampilan motorik yang diperoleh disekolah, antara lain ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
(5)    Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.

    Kelima hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat dijabarkan strategi pembelajaran yang sesuai.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar sering dinyatakan sebagai prestasi belajar. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa, “prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Menurut Sudjana (1995:22), “prestasi atau hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.Melalui pendapat tersebut jelas bahwa untuk mengetahui keberhasilan belajar, perlu dilakukan tes baik formatif, subformatif, maupun sumatif mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Setiap guru pasti menginginkan keberhasilan dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, sehingga guru berusaha sekuat tenaga dan fikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistimatis. Keberhasilan suatu kegiatan pengajaran sangat dipengaruhi berbagai faktor.
Menurut Slameto (2003:54), adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar ada 2 (dua) faktor yaitu: “(1) faktor intern (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar); (2) faktor ekstern (faktor yang ada di luar individu)”
Penjelasan dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut:
Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak sendiri, seperti intelegensi, minat, konsentrasi, motivasi belajar dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi balajar siswa yang timbul dari dalam diri anak, untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan berikut:
a)    Inteligensi
Slameto (2003: 55) mengemukakan bahwa, “intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan dengan cepat dan efektif, mengetahui atau mengungkapkan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat”.
Intelegensi memegang peranan penting bagi seorang siswa, siswa yang mempunyai intelegensi tinggi besar sekali kemungkinan untuk bereaksi dalam lingkungan belajarnya. Dengan demikian, setiap persoalan yang dihadapi dalam proses belajar dapat diselesaikannya dengan cepat dan tepat tanpa bantuan orang lain.
b)    Minat
Kreatifitas yang dilakukan akan membawa hasil yang memuaskan, lebih cepat dan lebih sempurna apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan penuh minat. Hilgard (dalam Slameto, 2003: 55) menyatakan bahwa, “minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan dan selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan”.
c)    Bakat
Bakat adalah salah satu potensi yang ada pada diri seseorang yang merupakan suatu keadaan atau ciri-ciri khas yang dapat mempengaruhi seorang siswa dalam kemampuannya bila dibandingkan dengan siswa lainnya. Bakat dapat juga diartikan sebagai potensi seseorang yang masih perlu dilatih dan dikembangkan. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, hasil belajarnya akan lebih baik karena ia akan senang untuk mempelajarinya. Menurut Slameto (2003:59) “jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajar itu”. Bakat memerlukan pendidikan dan latihan agar dapat tampil dalam prestasi tinggi.
d)    Motivasi
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Sardiman (2007:75) mengatakan bahwa, “motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan/mengelakkan perasaan tidak suka itu”.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar-mengajar. Siswa akan terpengaruh untuk belajar lebih giat dan tekun jika ada motivasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan agar guru sebagai pengajar sekaligus pendidik dapat membangkitkan motivasi berprestasi kepada siswa-siswanya.
Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah segala sesuatu baik kondisi maupun situasi lingkungan yang ikut memberi pengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam belajar. Faktor ekstern merupakan faktor yang bersumber dari luar diri seseorang. Menurut Slameto (2003: 60), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: (1) faktor keluarga, (2) faktor sekolah, (3) faktor masyarakat.
a)    Faktor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang sangat mempengaruhi terhadap perkembangan potensi seseorang, sebab keluarga merupakan lingkungan masyarakat terkecil tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Disinilah kita belajar segala sesuatu yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama. Keluarga merupakan dasar yang menentukan bagi pembentukan mental seseorang.
Keluarga yang harmonis mempunyai peranan yang sangat besar dalam pendidikan untuk ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara, dan dunia. Suasana keluarga dapat memberikan kesan kepada kita saat proses belajar mengajar dilakukan, apabila suasana kacau atau sering rebut-ribut akan memberi kesan tidak menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Soejanto (2000:48), bahwa “keadaan keluarga yang pecah akan menjadi penghambat dalam belajar”.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa keharmonisan dalam keluarga sangat diperlukan demi keberhasilan belajar. Sebab apa bila keluarga selalu kacau dapat menjadi gangguan mental yang mengakibatkan malas belajar dan akhirnya prestasi yang diperoleh akan menurun.
Berhasil tidaknya siswa tidak terlepas dari tanggung jawab orang tuanya. Orang tua bertanggung jawab atas kehidupan dan pendidikan anak-anaknya dengan memberikan bimbingan dan kebutuhan jasmani dan rohani. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar  seseorang.
Faktor keadaan ekonomi keluarga berpengaruh terhadap kemajuan belajar siswa.karena dengan kemiskinan, kebutuhan-kebutuhan atau fasilitas-fasilitas belajar yang dibutuhkan tidak terpenuhi, misalnya tidak mempunyai biaya untuk membeli buku, alat tulis yang lengkap dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Keadaan semacam ini memungkinan siswa tidak dapat memperoleh prestasi yang tinggi.  
b)     Faktor tempat belajar
Keadaan tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas tenaga pengajar, metode mengajar, kesesuaian kurikulum, keadaan ruang, jumlah siswa per ruang dan sebagainya, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan siswa.
Proses belajar mengajar disekolah memerlukan berbagai fasilitas pendukung sehingga siswa tidak mengalami hambatan untuk mencapai prestasi yang baik. Apabila alat-alat dan fasilitas yang dibutuhkan dapat dimanfaatkan secara optimal, maka dengan sendirinya pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan pelajaran akan tercapai, sehingga mempermudah dan mempercepat proses belajar dalam meningkatkan prestasi siswa tersebut.
 Tenaga pengajar adalah salah satu dari sekian banyak unsur yang ikut menentukan keberhasilan siswa disekolah. Seorang tenaga pengajar harus memiliki kemampuan memimpin dan mengelola kelas/ruang serta menggunakan metode yang sesuai. Tanpa adanya tenaga pengajar proses belajar mengajar tidak dapat berjalan karena peranan tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
c)    Faktor masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar dan tanggung jawab terhadap pendidikan. Bila tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang-orang berpendidikan, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik hal ini akan mendorong siswa lebih giat belajar. Apa saja yang diterima dalam keluarga dan tampat belajar akan dicoba dimasyarakat. Sesuatu yang diperoleh dirumah akan dibawa kembali dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat sekitar. Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat seperti tugas-tugas dalam organisasi usaha-usaha sosial memberi pengalaman yang bermanfaat bagi para siswa sebagai bekal untuk turun ke dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pendidikan yaitu keluarga, tempat belajar, dan masyarakat merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan pendidikan, karena bagaimanapun lengkapnya fasilitas belajar jika tidak didukung dengan persiapan belajar maka mustahil memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Dengan kata lain bahwa peran siswa tidak terlepas dari usaha meningkatkan mutu pendidikan.

 
Unsyiah - IAIN - Kompas