Manajemen
pembelajaran merupakan proses mengelola yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian (pengarahan) dan pengevaluasian kegiatan yang
berkaitan dengan proses membelajarkan siswa dengan mengikutsertakan berbagai
faktor di dalamnya guna mencapai tujuan. Dalam mengelola pembelajaran, guru
sebagai manajer melaksanakan berbagai langkah kegiatan mulai dari merencanakan
pembelajaran, mengorganisasikan pembelajaran, mengarahkan dan mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan.
Dalam proses
manajemen pembelajaran akan dibahas tentang manajemen pengembangan kemampuan
siswa, manajemen guru terhadap pembelajaran, perencanaan pembelajaran,
manajemen strategi pembelajaran, manajemen pengelolaan kualitas pembelajaran,
dan manajemen penilaian berbasis kelas.
Manajemen
Pengembangan Kemampuan Siswa
Kompetensi
merupakan kemampuan yang dapat dilakukan siswa yang mencakup tiga aspek, yaitu:
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah
pembelajaran yang memiliki standar, yaitu acuan bagi guru tentang kemampuan
yang menjadi fokus pembelajaran dan penilaian.
Bloom
(Dharma, 2008:12) mengemukakan “Kemampuan masing-masing siswa dalam suatu mata
pelajaran akan disesuaikan dengan kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan
kemampuan psikomotorik”. Berikut akan dijelaskan tentang klasifikasi hasil
belajar sebagai berikut:
Kemampuan
kognitif adalah merangsang kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan,
kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Menurut Dharma (2008:12) “Kemampuan
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 (enam)
aspek yaitu: “Pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi”. Aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek analisis, sintesis, dan
evaluasi termasuk kognitif tingkat tinggi.
Kemampuan
afektif yaitu kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat,
penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Krathwoohl et al (Yamin
dan Maisah, 2009:80) mengemukakan “Mengembangkan kemampuan afektif ke dalam 5
(lima) kelompok, yaitu: pengenalan, pemberian respon, penghargaan, terhadap
nilai, pengorganisasian, dan pengamalan”.
Kemampuan
psikomotorik yaitu kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota
badan, dan kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik, seperti: kegiatan
praktik, demonstrasi dari sebuah materi pelajaran. Kemampuan psikomotorik
psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak.
Perencanaan
Pembelajaran
Proses suatu perencanaan dimulai dari
penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen
yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Menurut Jihad dan Haris (Yamin dan Maisah, 2009:123)
“Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek,
yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran”. Kedua aspek ini berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan
pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan
siswa di saat pembelajaran sedang berlangsung. Perencanaan pembelajaran
dimaksudkan untuk agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses
pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan
pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah perilaku serta rangkaian
kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
Uno (2008:3) mengemukakan bahwa perlunya
perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran.
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
- Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
- Untuk
merancang sesuatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
- Perencanaan
desain pembelajaran mengacu pada bagaimana seseorang belajar.
- Untuk
merencanakan suatu desain pembelajaran mengacu pada siswa secara
perorangan.
- Pembelajaran
yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam
hal ini aka nada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan pengring dari
npembelajaran.
- Sasaran
akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk
belajar.
- Perencanaan
pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
- Inti dari
desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya
sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari
proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran
merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan
pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
Tinggalkan komentar anda. Terima kasih.