PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN PERANAN GURU DALAM
PELAKSANAANYA
PROFESI PENDIDIKAN
PERTEMUAN KE 9
PBSI
Dr. Djailani, M.Pd
Siraj, S.Pd., M.Pd
PERTEMUAN KE 9
PBSI
Dr. Djailani, M.Pd
Siraj, S.Pd., M.Pd
Prinsip-prinsip
bimbingan harus diterjemahkan ke dalam program-program sebagai pedoman
pelaksanaan di sekolah. Di dalam menerjemahkan prinsip ke dalam program peranan
guru sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai
informasi tentang keadaan siswa. Di dalam membuat program tersebut, kerja sama
konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak
boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersususnnya program bimbingan
dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.
Kegiatan bimbingan dan konseling dapat
mencapai hasil yang efektif bilamana dimulai dari adanya program yang disusun
dengan baik. Program bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan
dalam rangka pemberian layanan bimbingan dan konseling. Winkel dalam Soetjipto
dan Kosasi (2009: 91) menjelaskan bahwa program bimbingan merupakan suatu
rangakaian kegiatan terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu.
Program yang memberikan layanan khusus
yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri.
Program bimbingan itu menyangkut dua faktor, yaitu:
- Faktor pelaksana atau orang yang akan memberikan bimbingan.
- Faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan.
Program
bimbingan memberikan arah yang jelas dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan efisien dan efektif.
Adapun fungsi khusus bimbingan dan
konseling, yakni khususnya di sekolah, adalah sebagai berikut:
- Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
- Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak.
- Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
- Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
Semua
itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap
siswa-siswanya. Dengan demikian, bimbingan itu sebenarnya menyangkut semua
usaha pendidikan yang dilakukan oleh guru, baik di dalam maupun di luar
sekolah.
Prinsip
dalam membangun program bimbingan dan konseling adalah mengharapkan agar siswa
dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik mengingat sekolah merupakan
lahan yang secara potensial sangat subur. ntuk menumbuhkembangkan pelayanan BK
di sekolah, ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
1.
Sasaran layanan:
1.
Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis
kelamin, suku, agama, dan status sosial;
2.
Memerhatikan tahapan perkembangan;
3.
Memerhatikan adanya perbedaan individu dalam layanan.
2.
Berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu:
- Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar;
- Timbulnya masalah pada individu karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
3.
Program pelayanan bimbingan dan konseling
- Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehhingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik;
- Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan;
- Program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu;
- Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu memberikan penilaian hasil layanan.
4.
Berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
- Pelayanan diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri;
- Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas kemauan diri sendiri;
- Permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu;
- Perlu ada kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berwenang dalam permasalahan individu; dan
- Proses layanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan.
Pelayanan
bimbingan di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling menfasilitasi
pengembangan peserta didik , secara individual dan atau kelompok, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, serta peluang-peluang yang
dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik.
Beberapa
hal yang harus diketahui oleh konselor sekolah berkenaan dengan penyelenggaraan
BK di sekolah di antaranya:
- Kegiatan pelayanan konseling dapat dilaksanakan di dalam atau di luar jam pembelajaran sekolah/ madrasah. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran maksimum 50%.
- Pelayanan konseling dilaksanakan dalam empat bidang, bidang pelayanan konseling:
Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistic.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/
madrasah dan belajar secara mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
PERANAN GURU DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
Soetjipto
dan Kosasi (2009: 107-111) menyatakan bahwa peranan guru dalam pelaksanaan
bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua: (1) tugas dalam layanan
bimbingan dalam kelas dan (2) di luar kelas.
1.
Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas
Guru
perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya
dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan ini dapat memotivasi guru untuk berperan
secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab
atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan
belajar. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam
kegiatan belajar-mengajar.
2.
Tugas Guru dalam Opersional Bimbingan di Luar Kelas
Tugas guru
dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-mengajar
atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan di luar kelas.
Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:
a.
Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching).
b.
Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.
c.
Melakukan kunjungan rumah (home visit).
d.
Menyelenggarakan kelompok belajar, yang bermanfaat
untuk:
1. Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya,
bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.
2. Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran
melalui belajar secara kelompok.
3. Mengatasi kesulitan-kesulitan, terutema dalam hal
pelajaran secara bersama-sama.
4. Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggungdi
dalam masyarakat yang lebih luas.
5.
Memupuk rasa kegotongroyongan.
Beberapa
contoh kegiatan tersebut memberikan bukti bahwa tugas guru dalam kegiatan
bimbingan sangat penting. Kegiatan bimbingan tidak semata-mata tugas konselor
saja. Tanpa peran serta guru, pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
tidak dapat terwujud secara optimal.
0 komentar:
Posting Komentar