Rabu, 30 Maret 2011

Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi : E-Learning Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat berkembang di masyarakat. Umumnya Teknologi Informasi adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data, meliputi didalamnya: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur gunak menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi. Perkembangan TIK pun terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Saat ini tren penggunaan e- yang berarti elektronik bermunculan. Seperti e-education,e-government, e-learning dan lain sebagainya. Teknologi Informasi dan Komunikasi seakan telah mendarah daging didalam diri setiap manusia di era ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah menglobal mampu mencakupi segala aspek yang ada dalam kehidupan.
Dalam bidang pendidikan, TIK banyak memiliki peranan. Teknologi Informasi seakan telah menjadi pengalihfungsian buku, guru dan sistem pengajaran yang sebelumnya masih bersifat konvensional. Teknologi informasi menyebabkan ilmu pengetahuan menjadi kian berkembang dan berkembang. Namun, TIK juga memiliki banyak kekurangan. TIK tidak hanya memberikan dapak positif, namun juga memiliki dampak negative terhadap kehidupan, salah satunya yang menonjol adalah di bidang pendidikan.
Pemanfaatan teknologi elektronik dalam pembelajaran memberi penguatan terhadap pola perubahan paradigma pembelajaran. Sistem e-learning merupakan bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan synchronous maupun asynchronous. Effendi dan Hartono (2005:7) mengemukakan bahwa “yang dimaksud synchronous adalah proses pembelajaran yang dilakukan dalam waktu yang sama, sedangkan asynchronous pembelajaran yang dilakukan dalam waktu yang berbeda”.
Menurut Prawiradilaga dan Eveline (2008:213), “E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, bisa berupa technology base learning (audio dan video) atau web base learning (dengan bantuan perangkat komputer atau internet)”. Model pembelajaran yang dikembangkan melalui e-learning menekankan pada resource based learning, yang juga dikenal dengan learner-centered learning. Rochaety et al (2006:78) mengemukakan bahwa, “Dengan model ini, peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar dari tempatnya masing-masing (melalui personal komputer/PC) di rumah masing-masing atau di kantor)”.  
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, lembaga pendidikan harus merespon perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang baru. Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam prosesnya e-learning menciptakan paradigma baru, yakni peran dosen yang lebih bersifat “fasilitator” dan mahasiswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, dosen dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara mahasiswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam kenyataannya, masih  ada dosen dalam menyampaikan materi di kelas masih menggunakan sarana papan tulis dengan spidol untuk memberikan contoh atau gambaran kepada mahasiswa. Dengan penyampaian materi pelajaran seperti disebutkan di atas, kualitas ilmu yang tersampaikan kepada mahasiswa cenderung monoton, kreativitas mahasiswa tidak berkembang dan suasana kelas menjadi biasa saja.

Landasan yuridis pendidikan Indonesia

Selasa, 15 Maret 2011

SMKN 3 Undaan Jadi Percontohan Sanitasi Sekolah


KUDUS, KOMPAS.com - SMK Negeri 3 Undaan, Kudus, Jawa Tengah, bakal dijadikan proyek percontohan penerapan program sanitasi sehat di lingkungan sekolah menyusul diterimanya bantuan sanitasi dan sumur resapan dari Bank Mandiri bersama Djarum Foundation.

Bantuan program sanitasi berupa penyediaan toliet, sumur resapan dan energi alternatif biogas secara resmi ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Managing Director Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca N. Mok, Presiden director Djarum Foundation Victor R. Hartono dan Bupati Kudus Musthofa di SMK Negeri 3 Kudus, Kamis.

Ketua Asosiasi Toilet Indonesia Naning Adiwoso berharap kalangan pelajar, terutama di SMKN 3 Undaan akan menjadi agen perubahan terhadap kesadaran sanitasi bersih dalam menunjang proses belajar mengajar di Kudus, serta semakin memudahkan masyarakat dalam memiliki akses terhadap air bersih.

Selama ini, kata dia, toilet yang tersedia di sejumlah sekolah kurang diminati para siswa karena tingkat kebersihannya yang kurang terjaga dan bangunannya yang kurang memadai.

"Nantinya, kebiasaan siswa menggunakan toilet yang bersih serta pembelajaran sanitasi di sekolah dapat diterapkan dan memberikan pemahaman bagi lingkungan sekitarnya," ujar Naning, Kamis (14/3/2013).

Menurut dia, pembelajaran tentang sanitasi menjadi program yang sangat tepat diterapkan di sekolah, madrasah dan pesantren. Apalagi, kata dia, masih banyak masyarakat yang belum memperhatikan sanitasi yang bersih.

Program sanitasi sekolah, katanya, tidak hanya lewat pembangunan fisik, melainkan ditunjang pula dengan non fisik, meliputi pendidikan sanitasi berbasis sekolah bagi siswa dan santri di Kudus.

Seluruh kegiatan tersebut, dimulai sejak awal 2013 serentak di tiga lokasi, yakni di SMKN 3 Undaan, Pesantren Manalul Huda Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan dan Masjid Karang Turi, Kecamatan Kaliwungu.

Program sanitasi sekolah ini, kata dia, juga difasilitasi oleh Asosiasi Toliet Indonesia yang merupakan bagian dari Asosiasi Toliet Dunia. Bupati Kudus Musthofa menyambut positif bantuan program sanitasi sekolah yang merupakan bantuan lewat program kemitraan bina lingkungan Bank Mandiri dan Djarum Foundation.

"Kerja sama dengan Djarum Foundation juga bukan kali ini saja di bidang pendidikan. Mudah-mudahan, sekolah yang lainnya juga mendapatkan bantuan serupa," ujarnya.

Managing Director Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca N. Mok berharap, lewat program sanitasi ini bisa turut berperan serta membantu pemerintah dalam menurunkan jumlah penduduk yang kesulitan mendapatkan akses air minum dan santasi dasar. Selain itu, lanjut dia, program tersebut juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sanitasi sehat.

Sementara itu, Program Director Djarum Foundation Primadi H. Serad mengungkapkan, tujuan dari program sanitasi sekolah tersebut, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, melainkan menjadi program berkelanjutan untuk mempercepat pencapaian target MDGs. Biaya program tersebut, katanya, mayoritas ditanggung oleh Bank Mandiri.

Untuk membangun sarana fisik, seperti toilet, sumur resapan dan energi alternatif biogas seperti di SMKN 3 Undaan menghabiskan dana hingga Rp 1,1 miliar. "Hanya saja, bantuan fisik yang diberikan di masing-masing sekolah maupun pondok pesantren nantinya tidak sama karena disesuaikan dengan kebutuhan," ujarnya.

Selain SMKN 3 Undaan, katanya, selama 2013 bantuan serupa juga akan diberikan kepada sekolah maupun pondok pesantren lainnya sebagai projek, di antaranya lima madrasah, dua pondok pesantren, dan dua sekolah umum di Kudus.

 
Unsyiah - IAIN - Kompas