PRODI BIOLOGI
LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN
Pertemuan ke 5 dan 6
- Dr. Djailani, M.Pd
- Siraj, S.Pd., M.Pd
- Dr. Djailani, M.Pd
- Siraj, S.Pd., M.Pd
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia,
mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan
perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa
Indonesia melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, sebagai pengganti
Undang-undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang
terdiri dari 22 Bab dan 77 pasal tersebut juga merupakan pengejawantahan dari
salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak tahun 1998. Perubahan mendasar
yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas yang baru tersebut antara lain
adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan
globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.
Pendidikan Menurut Undang-undang Dasar 1945
Pendidikan dan kebudayaan adalah dua unsur yang
saling mendukung satu sama lain. Bila pendidikan maju, maka kebudayaan juga
akan maju. Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama, perlu
pelaksanaannya berdasarkan undang-undang. Hal ini sangat penting karena
hakikatnya pendidikan nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945
utamanya pasal 31 tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31:
- Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
- Setiap warga negara wajib mengikuti pendid ikan dasar pemerintah wajib membiyayainya.
- Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
- Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendid ikan nasional.
- Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Diantara peraturan perundangan-undangan RI yang
paling banyak membicarakan pendidikan adalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003. Undang-undang ini disebut sebagai induk peraturan perundang-undangan
pendidikan . Undang-undang ini mengatur pendidikan pada umumnya artinya segala
sesuatu yang bertalian dengan pendidikan, mulai dari prasekolah sampai dengan
pendidikan tinggi ditentukan dalam undang-undang ini.
Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Global
Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedang
melanda dunia, maka harus ada minimal satu satuan pendidikan pada semua jenjang
pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional, baik oleh pemerintah (pusat) maupun pemerintah daerah (pasal 50
ayat 3). Untuk itu perlu dibentuk suatu badan hukum pendidikan, sehingga semua
penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan formal, baik yang didirikan
oleh pemerintah maupun masyarakat, harus berbentuk badan hukum pendidikan
(pasal 53 ayat 1). Badan hukum pendidikan yang dimaksud akan berfungsi
memberikan pelayanan kepada peserta didik (pasal 53 ayat 2). Badan hukum
pendidikan yang akan diatur dengan undang-undang tersendiri (pasal 53 ayat 4)
itu, harus berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk
memajukan satuan pendidikan (pasal 53 ayat 3).
Dalam
menghadapi globalisasi, maka penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh
kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh
penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi
kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah mengikuti uji
kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan global
dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan
dalam sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan.
Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Daerah
Konsep demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan
yang dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003 bab III tentang prinsip penyelenggaraan
pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan , nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1).
Karena pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (ayat 3), serta
dengan memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
bermutu bagi warga negara tanpa diskriminasi (pasal 11 ayat 1). Konsekuensinya
pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7- 15 tahun
(pasal 11 ayat 2). Itulah sebabnya pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah
menjamin terselenggaranya wajib belajar, minimla pada jenjang pendidikan dasar
tanpa dipungut biaya, karena wajib belajar adalah tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh pemerintah (pusat), pemerintah daerah, dan masyarakat
(pasal 34 ayat 2).
Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Lokal
Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal,
merupakan paradigma baru pendidikan, untuk mendorong percepatan pembangunan di
daerah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal. Dalam hal
ini pewilayahan komoditas harus dibarengi dengan lokalisasi pendidikan dengan
basis keunggulan lokal. Hak ini bukan saja berkaitan dengan kurikulum yang
memperhatikan juga muatan lokal (pasal 37 ayat 1 huruf j), melainkan lebih
memperjelas spesialisasi peserta didik, untuk segera memasuki dunia kerja di
lingkungan terdekatnya, dan juga untuk menjadi ahli dalam bidang tersebut.
Dengan demikian persoalan penyediaan tenaga kerja dengan mudah teratasi dan
bahkan dapat tercipta secara otomatis.
Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional
Paradigma
baru lainnya yang dituangkan dalam UU Sisdiknas yang baru adalah konsep
kesetaraan, antara satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat. Demikian juga adanya
kesetaraan antara satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan
Nasional dengan satuan pendidikan yang dikelola oleh Departemen Agama yang
memiliki ciri khas tertentu. Itulah sebabnya dalam semua jenjang pendidikan
disebutkan mengenai nama pendidikan yang diselenggarakan oleh Departemen Agama
(madrasah, dst.). Dengan demikian UU Sisdiknas telah menempatkan pendidikan
sebagai satu kesatuan yang sistemik (pasal 4 ayat 2).
Selain itu
UU Sisdiknas yang dijabarkan dari UUD 45, telah memberikan keseimbangan antara
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (pasal 3).
1 komentar:
pak. pada landasan yuridis pelaksanaan pendidikan global, dikatakan bahwa ' dalam menghadapi globalisasi, penyerapan suatu tenaga kerja itu ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggaraan satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yg dinyatakan lulus setelah mengikuti uji kompetensi tertentu (Pasal16 ayat 3). nah yang mau saya tanyakan kan banyak sekolah atau universitas sekarang yang tidak terakreditasi (diakui) oleh lembaga pendidikan, apakah sekolah atau universitas tersebut termasuk pendidikan formal? kalau termasuk mengapa lembaga tersebut tidak mengikuti pelaturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah indonesia?
nama: inti ramadani
nim: 1206103010005
klas : 02
Posting Komentar