FISIKA DASAR
BESARAN DAN
SATUAN LANJUTAN
Pertemuan ke 3
Rabu, 17
Oktober 2012
Ruang 1A, 1B,
dan 1C
Siraj, S.Pd., M.Pd
ANGKA
PENTING
Semua
angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut Angka Penting,
terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir (angka
taksiran).
Aturan penulisan/penyajian angka penting
dalam pengukuran:
- Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh: 72,753 (5 angka penting).
- Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh: 9000,1009 (9 angka penting).
- Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 3,0000 (5 angka penting).
- Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 67,50000 (7 angka penting).
- Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. cntoh: 4700000 (2 angka penting).
- Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh: 0,0000789 (3 angka penting).
SUMBER-SUMBER
KETIDAKPASTIAN DALAM PENGUKURAN
Mengukur
selalu menimbulkan ketidakpastian. Artinya, tidak ada jaminan bahwa pengukuran
ulang akan memberikan hasil yang tetap sama. Ada tiga sumber utama yang
menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
1. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari
alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber
ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi
ketidakpastian yang sama. Yang termasuk ketidakpastian sistematik antara lain:
• Ketidakpastian
Alat, Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak
tepat, sehingga pembacaan skala
menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
• Kesalahan
Nol, Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian
sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan.
• Waktu
Respon Yang Tidak Tepat. Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu
pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang
seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya.
• Kondisi
Yang Tidak Sesuai. Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misalkan mengukur
panjang kawat baja pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang
diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi objek
yang diukur
maupun alat pengukurnya.
2.
Ketidakpastian
Random (Acak)
Ketidakpastian random umumnya bersumber
dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi
secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat
dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita.
Misalnya:
Fluktuasi
pada besaran listrik. Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi
(perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula
saat kita mengukur kuat arus listrik.
3. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan
ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan
kegiatan pengukuran.
Misalnya: metode pembacaan skala tidak
tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca
skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
Gambar 1. 1 Posisi A dan
C menimbulkan kesalahan paralaks.Posisi B yang benar
Seiring
kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga
banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang
mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar
kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang
besar pula.
Besarnya
ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak berkualitas, sehingga
harus selalu diusahakan untuk memperkecil nilainya, di antaranya dengan
kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan pengukuran.
0 komentar:
Posting Komentar